Daerah  

Puluhan Aktivis Segel Kantor Dinas Pendidikan Bangkalan

Caption: puluhan aktivis mahasiswa yang tergabung dalam KOMPAS saat menyegel kantor Dinas Pendidikan Bangkalan.

Bangkalan || Rega Media News

Merasa berkali-kali di kacangi, puluhan aktivis mahasiswa yang tergabung dalam organisasi Koalisi Mahasiswa dan Pemuda Kecamatan Sepuluh (KOMPAS), akhirnya menyegel kantor Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bangkalan, Rabu (03/11/21).

Informasi yang diterima regamedinews.com, tindak tegas penyegelan tersebut sebagai bentuk kekecewaan lantaran niat audiensi dari aktivis mahasiswa kepada pihak Disdik Bangkalan tersebut tak kunjung ditanggapi.

“Kami sangat kecewa, karena itikad baik kami ke Disdik tidak dihargai. Bahkan, kami sebelumnya telah mengajukan surat untuk beraudiensi, namun ditunda hingga batas waktu yang tidak ditentukan,” ketus koordinator lapangan audiensi, Abdur Rosyid, Rabu (03/11).

Rosyid menjelaskan, pihaknya telah melayangkan surat pengajuan audiensi tersebut sejak beberapa waktu lalu, namun pihaknya malah menerima surat balasan penundaan audiensi dari Disdik Bangkalan.

“Meski demikian, kami kembali melayangkan surat. Tapi, Kepala Dinas Pendidikan malah mangkir, dengan alasan ada rapat dengan Bupati. Padahal, kami hanya ingin bertemu dan menyampaikan aspirasi masyarakat khawatir akan keselamatan anaknya dengan kondisi sekolah yang sangat mengenaskan,” tegasnya.

Pemuda asal Kecamatan Sepuluh Bangkalan ini juga menegaskan, dalam niatan audiensi tersebut pihaknya membawa tuntutan terkait sejumlah SD di Kecamatan Sepuluh ada yang rusak parah dan banyak keluhan dari masyarakat.

“Ada dua sekolah dasar kondisinya sangat memprihatinkan dan butuh perhatian serius dari Dinas Pendidikan, yaitu SDN Bengsareh 1 dan SDN Klabeten 3,” terang Rosyid kepada awak media.

Sementara, menanggapi penyegelan kantor Dinas Pendidikan yang dilakukan puluhan aktivis mahasiswa tersebut, Kabid Sekolah Dasar Dinas Pendidikan Kabupaten Bangkalan, Dewi Ega mengatakan, sudah mau menerima organisasi itu, tapi mereka tidak mau di temui selain kepala dinas.

“Kami sudah menerima teman-teman dari KOMPAS, namun tidak berkenan dan ingin bertemu langsung dengan kepala dinas dengan diberi waktu satu jam. Namun pak kadis hari ini ada jadwal pemberian kartu ATM untuk guru ngaji,” ungkap Dewi.

Sedangkan terkait surat audiensi yang di kirim dua kali pihaknya, ia berdalih tidak faham. Namun sepengetahuannya, sudah ada balasan surat terkait penundaan yang tidak di tentukan kita sama-sama cari waktu, karena Dinas Pendidikan sedang padat kegiatan akhir tahun.

“Saya tidak punya wewenang terkait gedung SD yang rusak parah, hal itu langsung di tangani kementerian dan sudah masuk data base di kementrian meskipun belum di bangun. Sedangkan SD Klabetan, muridnya dibawah 50. Kalau SD Bengsareh, memang rusak parah namun sejak tahun 2019 sudah masuk data base kementrian PUPR, jadi tinggal nunggu waktu kapan pelaksanaan pembangunan,” pungkasnya.