Pamekasan || Rega Media News
Masih dalam Maulid Nabi Muhammad SAW 1442 H, Pemkab Pamekasan menggelar pengajian akbar bersama Ustad Das’ad Latif di lapangan Nagara Bhakti Mandapha Agung Ronggosukowati, Rabu (04/11/2020) malam.
Hadir dalam kegiatan tersebut Bupati dan Wakil Bupati Pamekasan, Sekdakab, Kajari Pamekasan dan seluruh jajaran OPD serta para undangan
Bersamaan dengan kegiatan tersebut Bupati Pamekasan melaunching beasiswa Santri sebagai salah satu dari lima program unggulan di bidang Pendidikan.
Dalam sambutannya Bupati Pamekasan mengatakan Beasiswa tersebut dikhususkan bagi Santri dari kalangan masyarakat miskin yang nantinya akan di masukkan ke Ponpes terbaik di Pamekasan.
“Dengan adanya program beasiswa santri dapat mewujudkan santri yang berkualitas serta memiliki iman dan taqwa sesuai dengan ajaran islam,” tuturnya.
Bahkan dirinya berharap akan tumbuh bibit unggul dari kalangan santri yang akan membanggakan kabupaten pamekasan.
“Kami merasa bahagia jika suatu saat nanti akan muncul Dokter-dokter dan para Jendral dari kabupaten Pamekasan. Namun, itu semua tidak lepas dari do’a para Ulama’ Kita,” tukasnya
Sementara itu, penceramah Ustad Das’ad Latif menegaskan agar setiap orang harus menghormati orang lainnya contoh bagi pihak yang tidak memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW diharapkan tidak membid’akan orang lain yang merayakan.
Selain itu, pelaksanaan maulid nabi bertujuan untuk mengingat kembali napak tilas Nabi Muhammad SAW dalam berdakwah
“Untuk bisa meneladani Rasulullah, maka kita perlu mengetahui sejarah hidup beliau. Bagaimana bisa meneladani, kalau kita tak pernah mau belajar sejarah hidupnya?”, ujar Ustadz Das’ad Latif.
Menurut Ustadz Das’ad Latif, sejarah Rasulullah wajib dan penting untuk diketahui oleh umat Islam khususnya para ibu. Sebab dari para ibu generasi muslim dilahrkan.
Ibu juga wajib mendidik anak-anaknya menjadi anak yang cinta Rasulullah. Ini bisa dilakukan dengan menceritakan kisah hidup Rasulullah dan perjuangannya.
“Saya pertama kali mengetahui tentang sejarah Nabi Muhammad SAW dari senandung ibu saya,” ujar Ustadz Das’ad Latif mengenang masa kecilnya. (Adv/heb/iz)