Daerah  

Momen Hardiknas, Wabup Sampang Berikan Penghargaan Guru Berprestasi

Caption: pengibaran bendera merah putih saat upacara peringatan Hardiknas, di halaman kantor Pemkab Sampang. (Doc: Prokopim Pemkab Sampang)

Sampang || Rega Media News

Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun 2022, menjadi momen berharga bagi sejumlah guru yang berprestasi di Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur.

Hal itu, dikarenakan adanya penyerahan penghargaan yang diberikan langsung Wakil Bupati Sampang H Abdullah Hidayat, kepada sejumlah guru yang berprestasi.

Penghargaan tersebut diberikan usai terlaksananya upacara peringatan Hardiknas tahun 2022, di halaman kantor Pemerintah Kabupaten Sampang, Jum’at (13/05/2022) pagi.

Sejumlah guru yang mendapat penghargaan itu diantaranya, yakni
RR. Dewi Trisna SP sebagai Pemakalah Terbaik Nasional Tahun 2021, Moh. Hosen, S.Pd peraih Branz Award Matematika Tahun 2021.

Selain itu, penghargaan juga diberikan kepada Endang Sri Utami sebagai Penulis 12 Buku BerISBN, Mardiyah sebagai Penulis 6 buku berISBN, Eva Setiyorini sebagai penulis buku berISBN dan Muslima sebagai penulis 4 buku berISBN.

“Kami harapkan kepada tenaga pendidik yang memerima penghargaan, untuk lebih semangat mentransfer ilmu dalam rangka penyiapan generasi terdidik yang terampil dan cakap dalam memasuki dunia kerja,” ujar Wakil Bupati Sampang H Abdullah Hidayat.

Tak hanya itu, Wabup Sampang yang akrab disapa Aba Ab juga mengungkapkan, jika selama dua tahun terakhir banyak tantangan yang harus dihadapi bersama.

Menurutnya, momen ini merupakan bukti jika kita jauh lebih tangguh dari semua tantangan. Kita tidak hanya mampu melewati, akan tetapi berdiri didepan untuk memimpin pemulihan dan kebangkitan

“Di tengah hantaman ombak yang sangat besar, kita terus melautkan kapal yang besar bernama Merdeka Belajar yang di tahun ketiga ini telah mengarungi pulau-pulau di seluruh Indonesia,” ucapnya.

Karena, selama ini Kurikulum Merdeka berawal dari upaya untuk membantu para guru dan murid di masa pandemi terbukti mampu mengurangi dampak hilangnya pembelajaran.

“Kini kurikulum merdeka telah diterapkan di lebih dari 140 ribu satuan pendidikan di seluruh Indonesia, artinya ratusan ribu anak telah belajar dengan cara yang jauh lebih menyenangkan dan memerdekakan,” pungkasnya.