Dugaan Penganiayaan di Sokobanah Sampang, Keluarga Terlapor Bantah Adanya Pengeroyokan

Caption: screen shot video viral dugaan penganiayaan di wilayah Sokobanah, Sampang.

Sampang || Rega Media News

Pasca ramai pemberitaan adanya dugaan penganiayaan terhadap Fitriyahtun (30 th) asal kota Selangor, Malaysia, oleh sekelompok orang di Sampang, Madura, Jawa Timur, hingga berujung pelaporan, dibantah pihak keluarga terlapor.

Pasalnya, kabar beredar dan video viral di sejumlah media sosial, lokasi kejadian dugaan penganiayaan tersebut terjadi didepan salah satu cafe di Desa Bira Timur, Kecamatan Sokobanah, Kabupaten Sampang.

Bahkan, kabar beredar, terlibat dalam peristiwa dugaan pengeroyokan yang terjadi pada Kamis (11/08/2022) malam, diduga salah satunya adalah istri dari paman terlapor.

Namun, hal ini dibantah oleh Martuli paman terlapor, jika istri tidak terlibat dalam penganiayaan tersebut, akan tetapi hanya melerai, agar peristiwa yang sempat menjadi tontonan warga berhenti.

“Sebenarnya, kabar pengeroyokan itu tidak benar. Saat kejadian, tidak ada yang mengeroyok korban (pelapor), tapi melerai. Jika oleh pelapor dianggap mengeroyok, ini hal wajar untuk pembenaran,” ujar Martuli kepada regamedianews.com, Sabtu (13/08) siang.

Kendati demikian, Martuli tidak menampik jika terduga pelaku penganiayaan yang dilaporkan korban adalah keponakannya yang tinggal dirumahnya sejak kecil.

“Wajar, jika terjadi, karena motifnya adalah urusan asmara. Sebenarnya, wanita itu diduga telah merebut suami dari keponakan saya sampai menikah, tapi tinggal di Malaysia,” ungkap Martuli.

Bahkan, jauh hari sebelumnya wanita tersebut (pelapor), diduga menjelek-jelekan keponakannya di media sosial (facebook). Sehingga, membuat keponakannya emosi.

“Seharusnya kan dia diam, sudah seperti itu, tapi malah menentang. Sama halnya barang kita diambil orang, pasti kita marah. Namun, dalam kejadian ini, kita juga melapor didampingi kuasa hukum ke Mapolres, karena juga mengalami luka,” ungkap Martuli.

Sementara, mengenai kabar beredar bahwa kejadian penganiayaan di wisata pantai Lon Malang, itu tidak benar. Melainkan, kejadiannya didepan salah satu cafe di Desa Bira Timur, Sokobanah.

“Sangat tidak benar, jika kejadian tersebut dibilang di wisata pantai Lon Malang. Jika menyebut dan membawa-bawa perindividu, kami akan menuntut balik,” tegas Martuli.

Dikutip dari salah satu media, kejadian dugaan penganiayaan tersebut, bermula saat Fitriyahtun (pelapor) pulang kampung ke rumah orang tuanya, di Desa Bira Timur, Kecamatan Sokobanah, Sampang.

Sampai di Sokobanah, pelapor menepati janji melakukan reuni dengan teman-temanya di salah satu cafe, tidak jauh dari lokasi wisata pantai, sekira pukul 15:30 WIB.

Tetapi, acara reuni dengan teman-temannya itu gagal, lantaran pelapor mendapat telepon, diajak keluarganya menjenguk neneknya yang kebetulan sakit. Sehingga, acara reuni itu diundur usai sholat Magrib. Sekira pukul 19:30 WIB, sebelum duduk di cafe, tiba-tiba pelapor dianiaya, namun saat itu juga telah ada yang melerai.